Decide More, Regret Less

"Maybe kuncinya satu kali ya…make decision…everything ada trade off nya…once decided, jalanin dengan sesenang mungkin….kalau ternyata ada salahnya decision itu, ya ga usah disesali, assess ulang, dan decide lagi mau ngapain"

Ini copy paste dari email Bang Handry buat saya. Tepat sasaran. Karena saya tipe indecisive untuk beberapa hal. Misalnya, saat milih menu di restoran, adalah saat-saat menyiksa bagi saya. Karena saya tidak suka membuat pilihan. Keberadaan Mova, temen kerja, atau bahkan pelayan, selalu jadi andalan. If I have to decide what meal do I want to have for lunch/dinner, it'll take a while, a stresful while for me :)

Dalam hal pilihan hidup.. Saya lumayan decisive sih. Sayangnya, saya adalah regretful person. Saya sering menyesali hal-hal di masa lalu atau simply keputusan yang barusan diambil. Semakin saya berusaha untuk berubah, kayaknya semakin banyak menyesal hehe. So what I try to do now is to be honest to my self. Kalo oon ya oon, kalo nyesel ya nyesel. Tapi berandai2 "coba kalo ga gini, coba kalo ga gitu" ditahan, ditunda sampai semua kesalahan diperbaiki.

Bottom line: regret less, decide more. Live by consequences without hate for my past.

Saat ini sudah saya putuskan untuk meneruskan s3, menikmati dunia akademis dan riset, mengambil ilmu sebanyak2nya. Selanjutnya tergantung Allah. Tapi saya harus siap untuk decide beberapa tahun lagi, tentang karir ke depan.

As for now, I can sit back and relax for a while ;)

Sent from my BlackBerry® smartphone from hello. You want one too? www.hello.com.kh